Larantuka, Toleransi Umat Beragama yang bukan Puisi

Mau tahu cerita Karolina Karmadina (25 tahun) yang pulang empat hari di kota Larantuka? Kata dia, di kota kecil di bagian timur Flores yang tampak biasa ini, ia justru baru menyadari bahwa Larantuka tidak hanya sederhana, atau kecil, tetapi istimewa. Di Larantuka, umat muslim memeluk umat Katolik dan umat Katolik memeluk umat muslim.

“Di lingkungan sekolah dasar saya didominasi oleh teman-teman muslim. Teman-teman saya saat itu belum berjilbab (mereka akan berjilbab saat SMP). Saat pelajaran agama di mulai, saya bersama beberapa teman lainnya meninggalkan kelas. Kami belajar pendidikan agama Katolik di sebuah ruangan yang disiapkan sekolah. Di ruangan itu kami letakan lilin dan patung untuk berdoa (sebagai mana dilakukan menurut tradisi Katolik).”

“Pernahkah saya merasa kecil karena saya Katolik? Tentu saja tidak. Pernahkah saya di-bully karena saya Katolik dan melakukan hal-hal yang berbeda yang tidak dilakukan oleh teman-teman muslim saya? Tentu saja tidak. Saya dan teman-teman Katolik semasa SD tidak pernah merasakan pengalaman itu. Kami selalu bermain bersama, tanpa merasa kami berbeda.”

Cerita Karolina Karmadina (25 tahun), pemenang Lomba Indonesia Baik Episode 2, bisa Anda baca di sini ya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *