Batik Peranakan dan Kebhinekaan Arsiktur di Kota Santri Pekalongan

Bermula dari Batik motif Tok Wi di Museum Batik Pekalongan. Batik Peranakan yang menyadarkan pandanganku saat mengelilingi jalan. Atap satu Klenteng terlihat etnik dari kejauhan, tak lama lalu aku melintasi Gereja dan Kampung Arab, kawasan Pecinan, kemudian melihat stupa di satu gedung. Semua lokasi tempat ibadah yang kulihat terletak dalam jarak yang cukup berdekatan.

Pekalongan menunjukkan indahnya keberagaman dengan keharmonisan yang terlihat pada aktivitas masyarakatnya. Selama ini pemandangan “Mas Mas Bersarung” yang berseliweran di sana selalu mencuri perhatianku. Begitu pula para perempuannya yang menggunakan hijab. Walaupun mayoritas dari mereka berpenampilan tertutup, aku yang tak menggunakan hijab dan sangat terlihat berbeda saat berada di kerumunan mereka tetap merasa nyaman. Semua hidup berdampingan merawat kebersamaan dalam perbedaan. Toleransi nyata adanya di sini.

Itu tadi cerita dari  Oase Bintang Kirana (27 tahun) di Jakarta Timur, Finalis Lomba Indonesia Baik Episode 4

Selengkapnya bisa dibaca di sini 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *